Banyak macam gaya penulisan رمضان (Ramadlan) yang ada di indonesia ini adalah salah satu wajah yang jelas bahwasanya pendidikan di indonesia masih jauh dari keberhasilan, kebanyakan apa yang diucapkan dan yang dilakukan kebanyakan masyarakat indonesia masih lebih banyak hanya sekedar ikut ikutan, bukan berlandaskan kepada suatu landasan yang patut menjadi landasan, dan salah satu contoh nyata ialah penulisan رمضان yang ditulis dengan DH "
Penulisan Ramadhan sebenarnya bukanlah penulisan yang benar dilihat dari segi mana pun, karena EYD tidak menulis begitu baik EYD yang dulu atau pun EYD revisi terbaru. kalau dilihat dari segi EYD malah yang benar itu menggunakan D saja, tanpa tambahan H atau pun L, namun kalau dilihat dari ERB dan juga transliterasi pendekatan yang benar itu menggunakan DL "Ramadlan", jadi sebenarnya penulisan yang benar atau yang bisa dibenarkan itu hanya ada 2 macam, yaitu Ramadan dan Ramadlan.
Namun sebagaimana penjelasan saya diatas, karena masyarakat indonesia masih banyak yang hanya ikut ikutan jadinya salah kaprah, kebanyakan menulis dengan penulisan yang salah yaitu Ramadhan, padahal ada sisi gelap di balik penulisan Ramadhan ini. (Baca: Fakta Dasar Penulisan Ramadlan, Ramadan dan Ramadhan).
Untuk menghilangkan salah kaprah ini dan juga untuk mendukung metode transliterasi pendekatan yang lahir dari para ulama dan cendikiawan muslim termasuk ulama nahdlatul ulama maka saya bersama dengan teman teman saya mencoba menyebarkan informasi dan pengetahuan mengenai tansliterasi pendekatan, dan termasuk tulisan saya ini, karena itu saya mengajak anda untuk ikut menyebarkan kebenaran dan menghapus salah kaprah yang ada di indonesia ini.
Pasang Sponsor Disini, Sponsor Banner, Sponsor Gambar, Sponsor Artikel Dan Lain lain
Posted by , Published at 21.37 and have
2komentar
tapi yang banyak kan nulisnya ramadhan mas
BalasHapusia, karena mereka hanya ikut ikutan saja, hal seperti sudah biasa di indonesia, masyarakat kita kebanyakan hanya ikut ikutan saja tanpa tahu apa alasannya ya pokoknya ikut. tapi jelas hal seperti itu adalah pembodohan terhadap diri sendiri dan kepada generasi penerus, karena itu saya berusaha menyebarluaskan hal ini agar bisa menghilangkan salah kaprah dalam transliterasi.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya dan atas komentar anda